Senin, 27 Februari 2012

pagi-pagi sudah buat emosi

gua tadi pagi hampir saja menampar seorang murid yang memang senga' gua perhatiin, gara-gara dia mengucapkan kata-kata kotor yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang anak sekolah.
saya tarik saja tangannya tapi dia mengelak, aku pelototin eh dia malah nantangin "mau nampar pak?" sambil mendekati gua, untung berhasil di pisahkan oleh guru BP dan siswa itu di proses
dan mau dipanggil orang tuanya. dia memohon jangan di panggil orang tuanya karena takut. akhirnya dia minta maaf sama gua.

3th belakangan ini gua perhatiin remaja-remaja sekarang sangat dan sangat tidak menghormati yang lebih tua, bukan saja membangkang tapi sudah sangat rendah tata kramanya seperti binatang.
jujur gua bakalan tampar kalau ada lagi yang seperti itu, walaupun harus berurusan dengan polisi. yang penting harga diri gua gak di injak-injak oleh berandalan itu.

Minggu, 26 Februari 2012

Masa Kecil part 1

masa kecil merupakan masa dimana kita masih butuh perlindungan, kasih sayang, dan perhatian dari orang tua. begitu juga gua, sedikit mau menceritakan profil tentang gua.
gua dilahirkan di sebuah keluarga sederhana 25 tahun lalu di sebuah klinik bersalin, sejak saat itu ibu dan ayahku sangat menyayangi gua sepenuh hati mereka dan tentunya ikhlas
walaupun gua nakal sering pipis dan *e dicelana dan gak mampu bilang "mama aku kebelet pengen ke WC" (iyalah secara gua masih bayi).

5 tahun berlalu aku tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang periang dan tidak bisa diam, satu lagi sikap aku yaitu suka gigit pundak teman sepermainan mau itu laki-laki atau perempuan
semuanya gua buat menangis dengan jurus gigitan maut dari gunung kidul :p. gua heran kenapa anak-anak seusia saya setiap pagi menggunakan pakaian yang sama dan berjalan kaki bersama-sama menuju
ke satu tempat yang sama, ya satu tujuan yang sama. yaitu sekolah. karena gua selalu merasa kesepian setiap pagi karena teman-teman yang sering gua buat nangis itu pergi kesekolah. gua pun merengek
ke ayah ibu ingin sekolah, padahal umur gua pada saat itu baru 5 tahun, mama membujuk nanti saja kalau sudah 6 tahun. tapi gua tetap ingin sekolah hari itu juga. ibu dan ayahku tidak bisa berbuat apa-apa
selain menuruti keinginan gua.

hari pertama masuk sekolah, aku bercermin dulu dan terlihat sangat gagah dan ganteng pada saat itu. dengan bangganya gua melangkah dengan menggunakan seragam putih merah bersama teman-teman.
oya ada satu pertanyaan yang gua simpan dari pertama kali gua memakai seragam SD sampai sekarang, negara kita benderanya merah putih tapi kenapa seragam SDnya putih merah?apa kita ada kongsi dengan negara yang
warnanya terbalik itu?apa negara ini saudara kandung negara putih merah itu?entah lah, itu hanya pertanyaan dari anak SD umur 5 tahun yang sebenarnya bukan pertanyaan seumuran itu.

hari-hari gua lewati dengan tiap pagi berangkat sekolah, sangat berbeda dengan sifat gua yang tidak bisa diam. di sekolah mesti duduk rapi dengan tangan di lipat di atas meja. gua berontak dan merasa bosan, dan merengek lagi
kepada ibu dan ayah ingin berhenti saja sekolah karena sangat membosankan. ayah gua cuma bisa tersenyum dan mengelus-elus kepalaku dan bilang "iya nanti tahun depan kamu sekolah lagi ya". ayah dan ibuku yang sangat sederhana dan menyayangi
anak-anaknya.

2 tahun kemudian keluarga gua pindah rumah, sedikit kecewa karena harus berpisah dengan teman-teman yang 7 tahun ini rela menjadi korban gigitan mautku. mungkin mereka bersyukur gua pindah karena gak ada lagi pembuat onar yg sering buat mereka menangis.
dilingkungan baru butuh penyesuaian baru, rumah baru, lingkungan baru, tetangga baru, dan tentunya teman baru. 2 minggu pertama setelah pindah rumah gua hanya diam di rumah dan bingung mau maen kemana karena belum kenal siapa-siapa di lingkungan baru ini.
singkat cerita gua di masukan ke sekolah SD di mana ayah gua mengajar. walau mesti mengulang lagi ke kelas 1, waktu di kenalkan di depan kelas aku tertunduk malu hingga aku tidak sengaja melihat sosok malaikat yang sangat cantik tersenyum padaku di dereta paling depan
dan gua di tawari duduk dengan dia, Dewi, ya itu namanya. perempuan pertama yang bisa membuat seorang laki-laki umur 7 tahun langsung suka pada pandangan pertama. bisa disebut itu adalah cinta pertama gua, kemana-mana kita selalu bersama-sama, belajar, jajan, hingga pipis gua yang nganter
(maklum dulu belum ngerti masalah begituan:p)

cinta monyet pun bersemi di hati kami, wajah ku merah jika di ledeki oleh teman-teman sekelas antara gua dan Dewi. walau sebenarnya hati ini memang suka sama Dewi.
sayang hanya bertahan 1 tahun saja, tahun berikutnya aku dipindahkan sekolah oleh ayah saya. sejak saat itu aku benci ayah gua karena sudah menjauhkan gua dengan cinta pertama gua dan tentunya gua sangat kehilangan cinta monyet gua yang sangat berharga.
gua sekarang hanya bisa mengenang masa-masa itu dengan senyum menahan geli tingkah laku gua sewaktu kecil.

mungkin untuk sementara sampai disini saja, kalau ada waktu gua pasti melanjutkan cerita ini setelah pindah sekolah SD, masa-masa Remaja SMP dan SMA dan tentunya kuliah.

special thx for:
ayah dan ibu yang sudah melahirkan dan mengurus aku hingga sampai saat ini, kepada teman-teman terutama Aris yang sudah rela pundaknya aku gigit (denger kabar terakhir dia udah nikah tahun kemarin)
dan Dewi cinta monyet aku sewaktu berumur 7 tahun. dan mbak nurusyaine yang sudah menantangku untuk membuat sebuah cerita di masa kecil (semoga coretan saya ini bisa membuat inspirasi buat mbak ku)

Jumat, 24 Februari 2012

bermulai dari hand phone

Desember 2011 menjadi bulan yang kelabu buat gua , di bulan itu lah gua kehilangan sosok yang bisa memberikan spirit di setiap jengkal dan hela napas. walaupun kami berpisah dengan cara tidak baik-baik, gua rela iklhlas  menerimanya.

itu lah cinta , ya itulah suatu hubungan sama seperti kehidupan ini kadang digdaya berada di atas kadang juga terpuruk berada paling bawah bahkan kau merasa paling  di kutuk oleh 1000 malaikat atau di azab oleh sang maha kuasa.

oke kembali ke kisah ku, singkat cerita setelah dia resmi berpisah  denganku. dia mendapat laki-laki yang mungkin lebih segalanya dari pada gua. doi dapat lelaki yang berduit, pun ya mobil (entah punya sendiri atau punya bokapnya), dan jga seorang yang punya jabatan. klo untuk urusan tampang sih, kayaknya kerenan gua kemana-mana (mencoba menghibur diri sendiri).

sepeninggal dia aku jalani sendiri, seorang diri, tanpa ada kekasih buat berbagi dan memanjakan diri. sampai ingin menonton film kesayangan, saat itu Mission Imposible terbaru pun harus mencari jam tayang paling terakhir karena malu ke bioskop kalau siang hari bisa mupeng liat yang pacaran.

sampai suatu saat, ada sosok seorang perempuan yang gak ku sangka-sangka. ya dia adalah hmmmm, sebut saja Mawar (bukan Mawar maafin marwan ya^^), pakai nama samaran saja biar lebih leluasa. ya entah dari mana dia mendapatkan nomor hand phone gua. dia sering SMS dan memberikan perhatian lebih dan cenderung berlebihan. dan gua gak mau memulai suatu hubungan lewat SMS jangan sampai seperti pengalaman gua bersama sang mantan yang berakhir di bulan november itu. Jangan, dan Jangan sampai terulang kembali.

tapi aku membutuhkan seseorang Dewi di sampingku yang bisa memberikan spirit dan rasa nyaman, tidak seperti sekarang hampa dan kosong.